AcehHeadline.com | Banda Aceh,- Koalisi NGO HAM Aceh dan Walhi Aceh sepakat mencari sosok pemimpin masa depan Aceh yang Mendukung Pelestarian Lingkungan hidup di Aceh.
Hal tersebut diungkapkan dihadapan awak media pada kegiatan Media Briefing dengan tema “Pemetaan Dukungan dan Komitmen Partai Politik untuk isu lingkungan hidup” yang digelar di Kantor Koalisi NGO HAM pada Senin (27/05/2024).
Pada kesempatan tersebut, Direktur Walhi Aceh, Ahmad Shalihin yang ikut hadir pada kegiatan tersebut menuturkan, selama ini isu bencana alam dan konflik satwa di Aceh hampir setiap tahun terjadi, bahkan 18 dari 23 kabupaten Kota di Aceh mengalami konflik antara manusia dengan satwa.
Ironisnya, masalah bencana alam dan konflik satwa seperti terkesan tak mampu ditangani dengan baik oleh pemerintah hingga hari ini, dan berdasarkan data yang dikumpulkan Walhi Aceh masalah bencana alam seperti banjir dan konflik satwa kian meningkat dari tahun ke tahun.
“Sebenarnya kalau Pemerintah jeli melihat bahwa ada kewenangannya dalam hal perlindungan manusia, perlindungan satwa, perlindungan area pertanian, dan memastikan keberlangsungan hidup para petani dengan meminimalisir konflik antara manusia dengan satwa dalam hal ini gajah dengan cara mencari solusi secara efektif dibarengi dengan anggaran yang ada”, ujar Ahmad Shalihin atau sering disapa Om Sol.
Belum lagi permasalahan tambang ilegal, perambahan hutan dan penggalih fungsikan lahan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit menjadi masalah yang komplek dalam isu lingkungan di Aceh.
Menurutnya selama ini, secara kebijakan dan anggaran pemerintah kurang berpihak terhadap lingkungan, malahan pihak pemerintah membuka peluang bagi investor yang menurutnya bisa merusak lingkunhan seperti investor perkebunan kelapa sawit, cetus om Sol.
Untuk itu pada kesempatan tersebut ia sepakat mencari sosok pemimpin masa depan Aceh pada perhelatan pilkada 2014 nantinya yang pro akan lingkungan, mampu dan berani mengambil kebijakan terhadap perlindungan lingkungan serta yang mampu mencari solusi dari permasalahan lingkungan yang kian hari kian komplek.
“Bukan pemimpin yang hanya mampu memberikan Indomie dengan telor saat warga dilanda musibah bencana”, tegas Om Sol.
Pada kesempatan yang sama Direktur Koalisi NGO HAM, Khairil Arista juga mengungkapkan bahwa dirinya akan membangun kesepakatan penyebaran narasi politik positif yang mendorong pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup bersama para jurnalis dan aktifis lingkungan di Aceh serta melakukan pemetaan dukungan Partai Politik untuk Isu Lingkungan Hidup di Aceh.
Kahiril melanjutkan, dari kegiatan yang digelar secara rutin oleh Koalisi NGO HAM yaitu “Media Briefing” pihaknya akan menampung berbagai masukan dalam hal mencari sosok pemimpin yangm mendukung pelestarian lingkungan sembari memetakan dukungan partai politik untuk isu lingkungan.
Nantinya, tambah Khairil, masukan dari para jurnalis dan aktifis lingkungan terkait perlindungan lingkungan akan disampaikan atau diserahkan kepada pihak KIP Aceh dengan harapan bisa dimasukkan kedalam pertanyaan – pertanyaan debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh serta Calon kepada Daerah dalam hal ini Calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan digelar oleh KIP Aceh nantinya.