BANDA ACEH – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mengeluarkan imbauan kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan asupan protein hewani bagi anak-anak guna mencegah stunting, kondisi pertumbuhan terhambat yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak.
Kepala Dinkes Aceh, dr. Munawar, Sp. OG (K), melalui Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat,dr. SULASMI, MHSM menekankan bahwa pentingnya protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu dalam pola makan anak-anak tidak dapat diabaikan.
“Untuk memastikan pertumbuhan anak yang optimal dan mencegah terjadinya stunting, penting untuk orang tua memperhatikan pemenuhan nutrisi yang seimbang terhadap anak, terutama protein hewani. Pemenuhan nutrisi yang seimbang, termasuk asupan protein hewani yang cukup, menjadi faktor utama dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh,” ungkapnya kepada acehheadline.com, Selasa (28/11/2023).
“Protein hewani memiliki peran penting dalam membangun jaringan tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mendukung fungsi otak. Oleh karena itu, pastikan anak-anak kita mendapatkan asupan protein hewani yang cukup melalui makanan sehari-hari, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu. Dengan memberikan nutrisi yang seimbang dan memperhatikan asupan protein hewani, kita dapat memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan kesehatan optimal anak-anak kita,” tambahnya.
Imbauan ini muncul seiring meningkatnya kasus stunting di Aceh, yang menjadi perhatian serius bagi pihak Dinkes. Upaya pencegahan stunting diperlukan tidak hanya melalui kesadaran orangtua terhadap gizi yang tepat, tetapi juga melalui edukasi yang lebih luas kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan nutrisi yang seimbang bagi pertumbuhan anak.
Dinkes Aceh juga mempertimbangkan bahwa peran orangtua dalam memastikan pola makan yang sehat bagi anak-anak merupakan faktor krusial dalam mencegah stunting. Konsultasi dengan tenaga medis terkait untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang tepat juga sangat disarankan.
Ia juga menegaskan pentingnya peran orangtua dalam memberikan pola makan yang sehat dan seimbang kepada anak-anak, termasuk asupan protein hewani, guna mencegah terjadinya stunting. Beliau juga menyoroti urgensi dari kerja sama aktif antara orangtua, lembaga kesehatan, dan pemerintah dalam menyusun langkah konkret untuk menangani masalah stunting di Aceh.
“Perhatian terhadap makanan anak sangatlah penting agar mereka mendapatkan nutrisi dan protein yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Selain itu, sangat disarankan untuk membawa anak ke pusat imunisasi secara rutin guna melindungi mereka dari penyakit Polio yang dapat berbahaya. Dengan menjaga keseimbangan nutrisi dan menjalani imunisasi yang tepat, kita dapat memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak kita,” tegas Sulasmi.
“Dulu, ada anak mengalami kasus Polio dan lumpuh seumur hidup, ini dikarenakan orang tua anak tersebut tidak membawa anaknya untuk menjalani imunisasi, Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya membawa anak-anak kita untuk melakukan imunisasi guna melindungi kesehatan mereka. Dengan melakukan imunisasi secara rutin, kita dapat mencegah penyakit serius dan memberikan perlindungan terbaik bagi kesehatan anak-anak kita,” terangnya.
Dinkes Aceh berharap agar kasus Polio pada anak tidak terjadi lagi di masa depan. Dalam upaya mencapai hal tersebut, Dinkes Aceh selalu aktif dalam melakukan penyuluhan kepada seluruh masyarakat.
“Kami, Dinkes Aceh, dengan sepenuh hati berharap agar tidak ada lagi kasus Polio pada anak di masa depan. Kami selalu aktif dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi,” ucap Sulasmi.
“Dengan kerjasama antara kami dan masyarakat, kami berharap dapat mencegah penyebaran penyakit Polio dan memberikan perlindungan yang optimal bagi kesehatan anak-anak. Mari bersama-sama menjaga kesehatan generasi masa depan dengan menjalani imunisasi secara rutin,” harapnya.
Mengutip dari Alodokter, Polio juga dikenal sebagai poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, terutama mereka yang belum menjalani imunisasi polio. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan dapat mengancam jiwa.
Gejala Polio
Gejala awal polio serupa dengan flu biasa, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, pada beberapa kasus, virus polio dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan. Anak-anak yang terinfeksi polio dapat mengalami kelemahan otot, kesulitan berjalan, kelumpuhan pada satu atau kedua kaki, dan gangguan pernapasan.
Pencegahan Polio
Vaksinasi polio merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit ini. Vaksin polio diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam bentuk suntikan atau tetes mulut. Vaksin ini memberikan kekebalan terhadap virus polio seumur hidup. Selain itu, menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik juga penting dalam pencegahan penyebaran virus polio.
Pentingnya Vaksin Polio
Vaksin polio sangat penting dalam mencegah penyebaran virus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksinasi polio biasanya dilakukan dalam beberapa dosis sesuai dengan jadwal imunisasi yang ditentukan oleh otoritas kesehatan. Vaksin polio juga dianjurkan untuk dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi polio sebelumnya.
Efek Samping Vaksin Polio
Vaksin polio umumnya aman dan efektif. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi polio termasuk demam ringan, kelelahan, ruam kulit, dan hilangnya nafsu makan. Efek samping ini umumnya ringan dan sementara.
Pentingnya imunisasi polio dan upaya pencegahan yang tepat sangat penting dalam memerangi penyakit polio. Dengan vaksinasi yang tepat dan menjaga kebersihan yang baik, kita dapat melindungi anak-anak dari bahaya polio dan mencegah penyebaran virus ini.
Harapannya, imbauan ini dapat memotivasi orangtua untuk lebih peduli terhadap pola makan anak-anak mereka, meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan protein hewani, serta mendorong kerjasama yang erat antara keluarga, pemerintah, dan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan stunting di Aceh.
Tak hanya itu, perlunya dukungan lebih lanjut dari pemerintah dan lembaga terkait dalam menciptakan kebijakan yang mendukung aksesibilitas dan ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat, terutama yang kurang mampu, menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Langkah konkret untuk memastikan masyarakat memiliki akses yang mudah terhadap bahan makanan yang bergizi serta layanan kesehatan yang berkualitas sangatlah penting dalam menekan angka stunting di Aceh.
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, serta sektor swasta menjadi kunci dalam menyusun strategi yang komprehensif guna mengatasi masalah stunting di Aceh dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan tangguh di masa depan.
Upaya mencegah stunting tak hanya terbatas pada pemahaman tentang asupan gizi saja, tetapi juga melibatkan pendekatan yang lebih luas terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah tersebut. Penyuluhan mengenai praktik pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), akses terhadap pelayanan kesehatan dan imunisasi yang tepat waktu, serta menciptakan lingkungan yang aman dan berkualitas bagi tumbuh kembang anak menjadi bagian penting dalam menyeluruh nya upaya pencegahan stunting.
Dalam menghadapi tantangan pencegahan stunting, adanya dukungan dari semua pihak baik dari level individu, komunitas, hingga pemerintah sangatlah krusial. Keterlibatan aktif masyarakat dalam mendukung program-program pencegahan stunting serta partisipasi dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan dan edukasi akan membawa dampak positif dalam mengubah pola pikir dan perilaku terkait gizi serta kesehatan anak-anak di Aceh.
Diharapkan, imbauan yang dilakukan oleh Dinkes Aceh ini bukan hanya menjadi perhatian sementara, tetapi juga pemicu untuk aksi konkret yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan stunting. Semakin banyaknya kesadaran dan tindakan nyata dari masyarakat, institusi, dan pemerintah setempat, semakin besar pula peluang untuk mengatasi dan mengurangi angka stunting di Aceh, serta membentuk generasi penerus yang lebih sehat dan berkualitas (ADV).