AcehHeadline.com | Aceh Tengah,- Mahasiswa Gajah Putih Pecinta Alam( Mahagapa) menilai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Aceh tidak merespon dalam penagangan satwa liar yang masuk ke pemukiman warga atau lahan persawahan warga di Desa Berawang Gadeng, Kecamtan Celala kabupaten Aceh Tengah.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Umum Mahagapa, Rahmad Rizki atau biasa disapa dengan nama Paddle melalui rilis yang dikirim ke redaksi AcehHeadline.com pada Kamis (09/03/2023).
Rahmat menceritakan bahwa pada hari kamis 09 maret 2023 sekitar pukul 17:30 WIB ia melintas di kawasan Celala dan melihat masyarakat berbondong-bondong mengusir seekor Beruang Madu yang masuk ke perkampungan atau lahan persawahan warga dan bahkan ada yang hendak membunuh nya.
Disaat itu pula dirinya mencoba berkoordinasi dengan pihak BKSDA Wilayah V melalui telepone selurer dengan harapan pihak BKSDA bisa merespon dengan cepat untuk menangani dan menyelamatkan satwa yang dilindungi dari ancaman warga.
Namun sebaliknya, pihak BKSDA tidak tidak bisa turun kelapangan dengan segera dengan alasan hampir magrip dan tim penanganan satwa dari pihak BKSDA sedang tidak ada di tempat, ujar Rahmad.
Rahmad mangaku kecewa terhadap kinerja khususnya BKSDA Wilayah V yang tidak menangani permasalahan konflik satwa dengan warga dalam wilayah kerjanya bahkan terkesan tidak serius dan membiarkan permasalahan tersebut diselesaikan dengan cara warga.
Dalam kasus tersebut ia selaku Ketua umum Mahagapa meminta BKSDA Provinsi Aceh untuk mengevaluasi kinerja BKSDA wilayah V sehingga hal serupa tidak terulang kembali di masa yang akan datang,” tegas Rahmad Rizki atau Paddle.
Menurutnya, seharusnya jika ada permasalahan atau konflik satwa dalam wilayahnya pihak BKSDA harus segera merespon tanpa membatasi waktu, karena konflik satwa tidak mengenal waktu, sehingga tidak ada yang dikorbankan baik dari darga maupun satwa itu sendiri dalam permasalahan tersebut.
Setelah mendapat konfirmasi dari pihak BKSDA bahwa pihaknya tidak bisa turun kelapangan untuk menangani konflik satwa tersebut, dirinyapun berinisiatif untuk membendung dan memberikan pemahanan terhadap warga agar satwa yang dilindungi tidak dibunuh oleh warga yang mulai resah.
Hal senada juga diungkapkan oleh Reje Kampung Berawang Gadeng, Mahajar ,ia mebenarkan adanya satwa liar yang masuk ke kawasan Desanya dan meresahkan warga karena bukan kali ini yang pertama.
Menurutnya kedatangan beruang madu dipersawahan warga telah sering terjadi, namun dirinya tidak mampu untuk membendung warga jika hal serupa terulang dan tidak ada penanganan dari pihak BKSDA itu sendiri.